Title: The Heart Is a Lonely Hunter
Writer: Carson McCullers
Publisher: Qanita
Edition: 2007
Pages: 491
Dimension: 25x 13x 2cm
Cover: Softcover
Language: English
Category: For Sale
Price: Rp.
Call No.: 823/McC/H/C.1
Status: Available
Publisher: Qanita
Edition: 2007
Pages: 491
Dimension: 25x 13x 2cm
Cover: Softcover
Language: English
Category: For Sale
Price: Rp.
Call No.: 823/McC/H/C.1
Status: Available
***
But my heart is a lonely hunter that hunts
On a lonely hill
-William Sharp
John Singer yang bisu tuli. Spiros Antonapoulos yang gila. Mick Kelly, gadis pemimpi yang tak berkawan. Jake Blount sang sosialis. Biff Brannon, pemilik restoran yang merindukan anak, dan Benedict Copeland, dokter kulit hitam yang salah masa karena diskriminasi rasial yang masih terasa pekat.
The Heart is a Lonely Hunter adalah kisah mereka, individu-individu misfit, manusia-manusia terpinggirkan yang mendapatkan perlakuan tak semena-mena dari masyarakatnya, yang harus pasrah menjalani hidup dengan keharusan menahankan kesepian.
Namun, ini juga kisah kita. Yang bersinggungan satu sama lain, merasa saling terkait tapi selalu harus menyerah pada kenyataan akan kesendirian yang kita rasakan. Karena senyatanya, jiwa-jiwa kita terjebak dalam keterpencilan moral, tak terhubung satu sama lain. Dan saat keterpencilan tak tertahankan, salahkah jika hidup bukan lagi jadi pilihan?
Usia Carson McCullers baru dua puluh tiga tahun ketika ia menerbitkan novel pertamanya ini. Sentuhannya yang halus pada masalah rasial, kelas sosial, agama, dan keluarga dalam novel ini langsung menobatkannya sebagai sensasi sastra pada masanya. Tak mengherankan jika penulis terkemuka Tennessee William menyebutnya sebagai “penulis prosa terbesar yang pernah dihasilkan di (Amerika) Selatan.”
“Begitu buku diletakkan, pembaca akan merasa diperkaya oleh sebuah kebenaran.”
-May Sarton
“Saya menemukan kekhidmatan dan keagungan jiwa dalam tulisannya, sesuatu yang tidak terlihat dalam penulisan prosa sejak Herman Melville.”
-Tennesee William
“Sangat luar biasa… McCullers membuat karakter tokoh-tokohnya menghantui ingatan pembaca.”
-The Nation
cerita dalam buku ini begitu menginspirasi saya
ReplyDelete